Derasnya aliran sungai Metro akibat hujan yang terjadi selama dua hari di Kota Malang membuat Plengsengan di jalan Kasin Gang Keramat ambrol lagi dan membuat warga khawatir. Pasalnya, longsor telah terjadi dua kali.
Sebelumnya, Hujan lebat yang terjadi, Kamis (24/3/2016) mengakibatkan tanah longsor di Jl Kasin Gang Keramat, Kelurahan Kasin, Klojen Kota Malang, longsor sedalam 5 meter itu mengancam tiga rumah warga dan sebuah masjid dan Longsor susulan terjadi pada Kamis (12/5/2016) sekitar pukul 17.30 WIB.
Bahkan longsor kedua mengakibatkan tanggul pengaman darurat yang telah di pasang oleh BPBD Kota Malang hanyut terbawa arus sungai.
“Dengan ini sudah dua kali longsornya. Longsor kedua lebih parah sampai menghanyutkan tanggul darurat yang terbuat dari karung yang diisi pasir yang di bangun oleh masyarakat,” terang Kepala Sugeng, Jumat (15/5/2016).
Dikatakan Sugeng Hari Purwanto, ST, MT selaku kasi Tanggap Darurat BPBD Kota Malang, Akibat longsor itu jalan perkampungan di RT 8 RW 3 Kasin terganggu, warga harus memutari perkampungan sebelah untuk beraktifitas.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor tersebut. Tapi meski begitu, warga yang akan ke masjid harus memutar melalui jalan yang lain,” timpalnya.
Akibat longsor ini mengancam tiga rumah warga dan sebuah masjid yaitu rumah Choirul Anam (28) Umiati (30) dan Udin.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang J Hartono menuturkan, saat ini TRC BPBD Kota Malang di bantu masyarakat membangun plesengan darurat dari sesek bambu dan membutuhkan waktu sekitar tiga hari, karena arus sungai cukup kuat.
“Saat kami sedang melakukan proses pemasangan plesengan darurat dari sesek bambu,” tuturnya.
Dijelaskannya, pihaknya mendatangkan karung plastic untuk diisi pasir dan sesek bambu untuk melakukan proses membangun plesengan darurat, ditambah 20 petugas TRC BPBD Kota Malang yang dibantu warga.
Choirul (35) warga Sanan mengatakan, warga terpaksa harus memutar arah karena jalan yang biasa dilintasi masih tertutup tanah longsor.
“Saya berharap plengsengan dibangun baru lagi, sebentar lagi memasuki bulan Ramadan. Musala itu dipakai tarawih oleh warga setempat. Dengan kondisi tangga yang menggantung, warga khawatir karena bencana sewaktu-waktu bisa terjadi”.