IMG-20160901-WA0092
Petugas PMK melakukan pembasahan sebuah tempat penampungan barang rongsokanyang terbakar di Jalan Polowijen gang 2 di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing (1 September 2016)

Tiga kebakaran terjadi di sepuluh hari terakhir mulai 31 Agustus – 9 September 2016. Dari catatan yang ada, kebakaran pertama menimpa tempat usaha produksi kerupuk jadi di Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun (31 Agustus 2016).

Kemudian menyusul sebuah tempat penampungan barang rongsokan di Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing (1 September 2016), dan terakhir kebakaran rumah di Jl Ir Rais Gang V Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun (8/9/2016).

Wakil Wali Kota Malang Sutiaji melihat tiga kasus itu diduga kuat karena faktor manusia. “Kalau menurut saya ketiga peristiwa itu karena faktor manusia, jadi saya minta kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati, jangan sampai lalai,” ujar Sutiaji kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (9/9/2016).

Mengingat, imbuhnya, saat ini cuaca di Kota Malang panas. Sehingga, ia mengharapkan warga berhati-hati, seperti tidak membuang puntung rokok dalam keadaan hidup di tempat sampah serta tidak meninggalkan kompor dalam keadaan hidup.

Di sisi lain, pihaknya juga akan mengoptimalisasi kinerja pemadam kebakaran melalui struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) yang drafnya sedang digodok oleh anggota dewan dan Pemkot. Di SOTK baru itu, pemadam kebakaran akan menjadi UPT Pemadam Kebakaran, di bawah Dinas Satpol PP.

“Ketika menjadi UPT, kinerjanya bisa lebih optimal lagi,” ujar Sutiaji.

Sementara itu, terkait kebakaran terakhir di Jl Ir Rais Gang V Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun, Pemkot Malang memberikan bantuan. Bantuan antara lain berupa sembako dan pakaian kepada korban yang kehilangan tempat tinggal dan barang-barang. Bantuan disalurkan oleh Dinas Sosial dan BPBD Kota Malang.

Selain bantuan dalam jangka pendek, lanjut Sutiaji, Pemkot juga akan mengupayakan bantuan perbaikan insfrastruktur. Bantuan itu diupayakan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Untuk infrastrukturnya, kami akan upayakan dari Kemenpera. Biasanya bisa, tetapi ada plafonnya. Tergantung nanti kerusakan bangunan seperti apa,” lanjut Sutiaji.

Sementara itu, pihak kepolisian belum menyimpulkan apakah ada unsur kesengajaan dalam peristiwa tersebut. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Malang Kota AKP Tatang Prajitno Panjaitan mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan dari korban jika memang ada pihak yang dirugikan dalam peristiwa itu.

“Karena di peristiwa itu ada pihak yang dirugikan secara materi, tetapi kami menunggu laporan,” ujarnya.

Seperti diberitakan, rumah Mini Astuti (65) di Jl Ir Rais Gang V No 8 Kelurahan Tanjungrejo Kecamatan Sukun, ludes dilalap api, Kamis (8/9/2016). Kebakaran diduga dipicu oleh wajan yang kepanasan dan terbakar di atas kompor yang sedang menyala. Wajan itu sedang dipakai untuk menggoreng tempe oleh Tono Subroto (52), salah satu penyewa di rumah Mini.

Akibat kebakaran itu, 15 orang yang tinggal di rumah Mini tidak memiliki tempat tinggal. Ke-15 orang itu berasal dari empat keluarga berbeda. Tiga KK merupakan penyewa di rumah Mini. Mereka tinggal di kamar-kamar terpisah yang disekat memakai dinding triplek. Kerugian dalam kebakaran itu ditaksir mencapai Rp 100 juta.

Saat ini 13 orang tersebut ditampung dalam tenda sementara yang di sediakan oleh BPBD Kota Malang.

Sumber: SURYAMALANG.COM

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *