Sejak mulai berdirinya BPBD Kota Malang 3 tahun lalu, indikator tingkat kepuasan masyarakat meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menilai kinerja dan layanan yang diberikan BPBD cukup optimal dalam penanggulangan bencana. Namun, seiring dengan perubahan waktu. Kondisi terkini yang dipengaruhi oleh banyak variabel seperti perubahan tata guna lahan, demografi, sosial ekonomi hingga cuaca ekstrem menyebabkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja menjadi tidak relevan lagi. Demikian pernyataan yang disampaikan J. Hartono selaku Kalaksa BPBD Kota Malang saat memberikan sambutan pada rapat koordinasi penyusunan dan revisi Renja BPBD Kota Malang.“Kita harus selalu mengikuti perkembangan yang berlaku di masyarakat, apakah masih sesuai dengan Renstra dan Renja kita”- papar Hartono.

Selain itu, Hartono juga berpesan agar dalam revisi Renja ini dilakukan penajaman indikator utama hingga sasaran kegiatan. “Kita ingin agar BPBD menjadi OPD yang tanggap dalam melayani masyarakat, terbaik dalam pelaporan SAKIP maupun LAKIP dan berkinerja baik” tambah pria berkacamata ini.

Dari rapat terungkap bahwa salah satu Indikator Kinerja Utama salah satu bidang harus dirubah, karena dari pernyataan IKU tersebut terdapat ketidaksesuaian dengan penilaian yang diterima. “Kan tidak mungkin IKU nya menurunkan jumlah bencana padahal kita tahu bencana tidak dapat diprediksi” kata Oky Sekretaris BPBB Kota Malang saat memimpin rapat. Rapat berlangsung lancar, dengan dihadiri oleh seluruh Pejabat eselon II, III dan IV dan menghasilkan beberapa kesepakatan positif. (Zie)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *