Selain jejeran pohon kelapa, rumah tradisional beratap seng dan eksotisme Danau Tondano, terdapat pula ratusan gereja yang bisa ditemui di setiap sudut di Kota Manado maupun Tomohon. Ciri khas geografis perbukitan berbalut budaya dan kearifan lokal membuat kedua kota ini dikenal ramah dan jadi destinasi wisata.
Tipikal alam dengan ciri kerawanan banjir bandang, longsor yang cukup tinggi dan potensi erupsi gunung aktif membuat masyarakat di kedua kota mau tidak mau harus “berseteru” dengan potensi bencana.

Gedung Pusdalops BPBD Provinsi Sulawesi Utara

Kisah kelam erupsi Gunung Lokon 2011, banjir bandang, tanah longsor dan berada dalam jalur gempa pasifik membuat pemerintah daerah berupaya membangun sinergi dengan instansi lain serta melibatkan warga.
.
“Hubungan kami dengan TNI/Polri dan komunitas relawan terjalin sangat erat. Semua pihak sudah tahu perannya masing-masing” tutur Tenny Tampolodong Sekretaris BPBD Provinsi Sulawesi Utara saat kunjungan pertama Rabu (18/7).
Tenny mencontohkan, saat kejadian banjir bandang di Manado lalu pihak TNI/Polri turun langsung menangani bencana, tak terkecuali relawan. Dana dan sebagian peralatan didukung penuh oleh BPBD, sedangkan TNI/Polri menyediakan personil.
.
Senada dengan Tenny, Kalaksa BPBD Kota Tomohon Robby Kalangie menyebut pihaknya acapkali menggelar pertemuan rutin, simulasi hingga rapat bulanan dengan mengikutsertakan TNI/Polri dan relawan seperti PMI, SAR dan lain-lain.
“Jadi jangan heran, setiap kejadian bencana mereka selalu mendukung BPBD dalam penanganan bencana” ujar pria berkulit putih ini saat disambangi Kamis (19/8).


Melihat hal ini, Winarko salah satu anggota rombongan angkat bicara. Menurutnya kedekatan secara kelembagaan maupun personal akan sangat membantu dalam konteks keberhasilan dan kelancaran operasi penanggulangan bencana.
“BPBD Kota Malang harus bisa mencontoh kedua kota ini. Banyak hal yang bisa diadaptasi, salah satunya pertemuan rutin bulanan dengan instansi lain” ujar Winarko.
.
Hari terakhir kunjungan ke Sulawesi Utara Jumat (20/7) diisi dengan peninjauan lapangan ke BPBD Provinsi Sulut, EWS Tsunami, Pusdalops, ruang radio, pergudangan, logistik dan peralatan rescue hingga pukul 11.30 Wita. Selanjutnya rombongan bertolak menuju bandara kembali ke Kota Malang. (Zie)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *