BPBD Kota Malang – Warga Malang tampaknya kini harus makin waspada dan berhati-hati, khususnya terhadap ancaman bahaya kebakaran. Betapa tidak, di bulan Agustus 2018 ini saja telah terjadi 9 kali kebakaran, yang menghanguskan dapur rumah hingga lahan kosong. Hal ini kian mempertegas asumsi bahwa di periode bulan kering marak terjadi kebakaran.

Perihal ini terungkap dalam rilis bulanan yang dipublis oleh Pusdalops PB Kota Malang. Dalam catatan Pusdalops PB, selama Agustus telah terjadi 9 kali kebakaran, 4 kali pohon tumbang dan 2 kali getaran gempa. Dalam rinciannya Pusdalops merinci 6 kebakaran menimpa bangunan dapur dan rumah, sedangkan 3 lainnya terjadi pada lahan kosong.

“Betul, kita mencatat 9 kali kebakaran selama Agustus. Enam diantaranya menimpa bangunan sisanya ada di lahan kosong atau barongan” ucap Yusufi salah satu operator Pusdalops.

Selain itu, dalam rilis ini Pusdalops menyebut kejadian terbanyak ada di Sukun dan Kedungkandang dengan prosentase masing-masing 27%, sedangkan Klojen, Lowokwaru dan Blimbing sebesar 13%. Lantaran seluruh kejadian ini pula, Pusdalops menyebut nilai kerusakan dan kerugian yang diderita mencapai Rp. 213 juta.

“Hasil perhitungan kami, nilai kerugian bulan Agustus Rp. 213 juta. Untungnya saat kejadian gempa kemarin tak ada laporan kerusakan dari warga, sehingga kerugian gempa nihil” ungkap Yusufi. Akibat kebakaran ini pula, tak hanya bangunan yang ludes terbakar namun peralatan kerja, peralatan dapur bahkan ada warga yang sampai mengungsi lantaran rumahnya jadi arang.

Terkait hal ini Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang J. Hartono pun angkat bicara. Menurut Hartono naiknya frekuensi kebakaran sejatinya harus jadi warning dan perhatian semua unsur, tak hanya dari pemerintah saja tapi juga dunia usaha dan tentunya masyarakat juga.

“Juli lalu ada 7 kebakaran, sekarang menjadi 9 kebakaran. Ini harus kita evaluasi bersama sejauh mana kampanye waspada kebakaran telah dipahami oleh warga” tutur Hartono.

Faktor kelalaian dan korsleting listrik ditengarai menjadi penyebab utama kebakaran. Khusus korsleting, Hartono meminta warga Malang mengecek jaringan kabel, kualitas kabel dan penggunaan stop kontak terlebih pada rumah-rumah yang berusia tua, karena dianggap kualitas kabel dan isolator mengalami degradasi.

Hartono juga menepis anggapan bahwa selama ini BPBD hanya fokus pada kedaruratan sedangkan mitigasi potensi lainnya diabaikan.

“Jangan karena kebakaran sudah diadopsi PMK, lantas potensi lainnya dikesampingkan. Itu tidak benar, semua potensi bencana kita monitor dan awasi” terang Hartono.

Di akhir laporan, Pusdalops PB merangkum 110 kejadian selama 2016, 192 kejadian di 2017 dan 121 kejadian hingga akhir Agustus 2018, sedangkan total kerugian selama 2018 Rp. 4,98 milyar. (Zie)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *