BPBD Kota Malang | Bencana gempa masih menjadi momok bagi masyarakat, setelah diguncangnya gempa di Lombok dan Palu beberapa pekan lalu.

Tidak hanya masyarakat, sekolah-sekolah khususnya di Kota Malang baik tingkat pendidikan dini sampai dengan menengah banyak dihantui ancaman-ancaman gempa, seperti halnya Mas’udi Wakil Kepala Sekolah MTSN Malang mengatakan bahwa “Saya sangat takut, semenjak kabar di Lombok dan Palu ada gempa yang dahsyat, apalagi kalau itu pada jam-jam anak sekolah” tutur Mas’udi kepada tim BPBD.

“Yang saya kwatirkan lagi, bangunan sekolah kami rata-rata berlantai 4, dan ada asrama bagi siswa kami, saya kawatir betul” tandas pria berkacamata ini.

Mendapati permintaan wawasan tentang bencana gempa disekolah BPBD Kota Malang melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan berikan edukasi mengenai tindakan apa kalau terjadi gempa.

Indra Gita Kasi Pencegahan BPBD Kota Malang menuturkan bahwa, “Edukasi mengenai gempa sangat penting bagi siswa siswi disekolah karena anak-anak ini merupakan generasi penerus bangsa, jadi kita berikan edukasi sebanyak-banyaknya mengenai bencana” tutur Indra Gita.

“Banyak sekolah-sekolah yang berkirim surat ke kita, minta diberikan edukasi Mengenai gempa, seperti SMP Kolose Santo Yosep, MTSN Malang, Sekolah Alam Avisiena, SMA Taruna Nala Malang, tidak hanya sekolah umum saja, namun kita juga berikan edukasi bagi siswa-siswi berkebutuhan khusus, seperti SD dan SMP Luar Biasa Kedungkandang”, ungkap Indra Gita.

Hal ini senada diungkapkan oleh Nur Asmi, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kota Malang, “Bahwa permintaan-permintaan ini sebetulnya sudah menjadi program kita kedepan mengenai Sekolah/Madrasah Aman Bencana atau yang familiar disebut SMAB, nantinya kita kedepan akan menyasar sekolah-sekolah yang ada di Kota Malang”.

Tidak hanya mengenai edukasi saja, namun BPBD Kota Malang dengan bekerjasama dengan masing-masing pihak sekolah untuk lakukan simulasi gempa. Seperti yang dilakukan di SMA Taruna Nala Malang pada Sabtu (3/11) seluruh siswa dibuat heboh dengan suara sirine pertanda gempa.

Havid, salah satu siswa mengatakan “Saya sempat kaget ketika ada di asrama, kok ada sirine panjang dan anak-anak pada berlindung diri, dan ternyata ada gempa” tutur Havid saat diwawancarai tim.

“Oh ternyata ini hanya simulasi gempa, namun saya sangat senang karena saya dapat wawasan baru, dan ternyata ada tips ketika ada gempa, seperti lindungi kepala, masuk kolong meja dan jauhi kaca”. Imbuh siswa taruna asal Ibu Kota ini. (Rue)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *