Sesuai prediksi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG semalam, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Malang sejak pukul 02.00 WIB dinihari tadi. Akibatnya, beberapa lokasi mengalami kejadian longsor hingga ambruk rata dengan tanah.
Lokasi pertama, tembok sepanjang 30 meter milih sebuah pabrik kerupuk di Jalan Kelapa Sawit Kelurahan Pisangcandi longsor. Menurut Yusufi, anggota Pusdalops PB tembok setinggi 1,5 meter ini tiba-tiba rubuh akibat tak kuat menahan gerusan air hujan yang mengguyur sejak sore hingga dinihari.
“Hujan yang turun sejak jelang Mag’rib berlanjut kian deras sekitar pukul 02.00 WIB membuat tembok pembatas yang diketahui milik H. Edi Suparman tumbang,” ucap Yusufi
Tak ada laporan korban jiwa maupun cidera atas kejadian ini namun nilai kerugian mencapai Rp. 475 juta. Saat ini TRC beserta warga melakukan pembersihan atas materialnya yang masih berhamburan menutupi jalan penghubung antar RW 03 dan RW 04.
Hasil olah TKP dari Pusdalops PB menyebut rekomendasi kedaruratan untuk penanggulangan kejadian berupa pemberian sembako sebanyak 3 paket, pemasangan 1 buah terpal dan pemberian asbes gelombang untuk rumah yang tertimpa material.
“Saat ini kami memasang pita pengaman, mohon warga jangan melintas atau mendekati lokasi karena berbahaya. Longsor susulan bisa saja terjadi,” terang Yusufi.
Lokasi kedua berada di Kelurahan Mojolangu dimana Balai RW. X Jalan Candi Mendut Utara II mengalami plengsengan ambrol diikuti dua Gudang serta dua kamar mandi ikut hanyut ke sungai. Terpisah, Sugeng, salah satu personil TRC menyebut keadian ambruknya balai RW ini sekitar pukul 03.00 WIB dinihari. “Waktu kejadian sama persis dengan kejadian di Jalan Kelapa Sawit,” tutur Sugeng.
Balai RW yang ambruk ini kini menyisakan ruang yang bolong, dimana ruang yang ambruk awalnya berisi peralatan posyandu, sound system dan meubeler. Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian yang diderita warga RW. X sekitar Rp. 325 juta.
Sementara itu di laporkan juga terjadi longsor susulan di Klayatan Gg. I, lokasi ini sebelumnya juga pernah mengalami longsor dua minggu sebelumnya. Kuat dugaan, longsor susulan ini akibat hujan deras subuh dinihari tadi. “Untungnynya kejadian ini tak ada korban jiwa. Hanya saja kerugian tercatat Rp. 100 juta,” ucap Yusufi menambahkan.
Kejadian berikutnya berada di Jl. Ki Ageng Gribig II RT.06/RW.03 dimana belakang rumah Pak Senu dan Pak Purwanto terjadi sekitar pukul 13.00 WIB dengan panjang longsoran ± 10 m dan tinggi ± 5 m. Akibat dari peristiwa tersebut, jarak rumah warga dengan bibir sungai hanya tinggal berjarak 1 m saja. Akan sangat berpotensi terjadi longsor susulan bila terjadi hujan lebat.
Kejadian terakhir berada di Kelurahan Mulyorejo, yakni di Jalan Rawisari dimana tanah pekarangan milik warga bernama Buang (40th) mengalami longsor. Beruntung penghuni rumah selamat dari insiden ini, dan kini rumahnya dipasangi pita pengaman.
BPBD Kota Malang kembali menghimbau kepada seluruh warga malang untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana yang mungkin timbul mengingat bencana Hidrometeorologi masih menghantui.
“Waspada terhadap hujan deras, angina kencang maupun mereka yang tinggal di tepi sungai atau tebing. Saat ini sedang puncak musim hujan,” pungkas Yusufi.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Very