Ratusan siswa siswi SD beserta guru pendamping dan wali murid mengikuti simulasi bencana dan edukasi kebencanaan, di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Mutiara Hati Kelurahan Cemoro Kandang Kecamatan Kedung Kandang.
Kegiatan yang diinisiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pendidikan dan budaya siaga bencana sejak dini kepada anak-anak sekolah usia dini dan memberikan pemahaman kepada unsur pendidik dalam menerapkan Sekolah Madrasah Aman Bencana atau S/MAB. Setidaknya demikian yang disampaikan penanggung jawab kegiatan, Tripim Apriliyanto, Jumat pagi (1/2/2019).
Tripim yang juga Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, menyatakan pendidikan kebencanaan harus dikenalkan kepada anak-anak agar siap dan tangguh dalam menghadapi bencana apapun.
“Jika sudah tertanam sejak dini, hingga dewasa pun mereka akan terbiasa untuk selalu siap menghadapi bencana. Siap untuk selamat,” ujar Tripim.
Tripim merinci di dalam S/MAB diatur penerapan dan pengaturan keamanan bagi seluruh unsur di lingkungan sekolah.
“Kaitannya dengan pengurangan risiko bencana, tata letak tangga, titik kumpul, pengaturan pagar sekolah, halaman hingga perawatan pohon harus menerapkan kondisi sekolah yang aman bagi siswa dan pendidik,” imbuh Tripim
Sebelumnya dilakukan simulasi gempa yang diikuti seluruh murid, guru dan orangtua yang hadir. Meski hanya simulasi, namun tak sedikit siswa putri yang menangis karena takut dan kaget.
Aris, salah satu guru kelas V menilai positif kegiatan simulasi dan edukasi bencana ini. Menurutnya kegiatan ini harus berlangsung simultan dengan terus memberikan informasi terkait bencana kepada peserta didik.
“Kami berharap kerja sama ini terus terjalin antara pihak sekolah dan BPBD. Dukungan BPBD dan respon sekolah akan sangat menentukan keberhasilan S/MAB,” pungkasnya.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Div Endless