Prediksi BMKG yang menyebut bulan Februari sebagai puncak musim hujan ada benarnya. Tingginya intensitas hujan yang disertai angin kencang mengakibatkan belasan bencana hidrometereologi terjadi di Kota Malang.
Dalam laporan bulanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) menyatakan telah mencatat 22 kali kejadian bencana.
Pusdalops PB merinci 22 kejadian bencana tersebut yakni 1 kali kejadian kebakaran, 2 kali kejadian pohon tumbang, 2 kali kejadian banjir dan genangan air, 13 kali kejadian tanah longsor, 3 kali kejadian angin kencang dan 1 kali gempa bumi.
Sekretaris BPBD Kota Malang, Tri Oky Rudianto saat ditemui usai rapat pembentukan kelurahan tangguh di Mojolangu, Jum’at sore (1/2/2019) mengatakan dibanding bulan sebelumnya terdapat kenaikan jumlah kejadian. Meski tidak signifikan namun data ini makin menguatkan asumsi bahwa kondisi cuaca berpengaruh banyak terhadap kejadian bencana.
“Sebelumnya di Januari terdapat 19 kejadian. Dimana terdapat 7 kali tanah longsor, 8 kali angin kencang, sisanya kebakaran dan pohon tumbang. Influensi cuaca penyebabnya,” kata Oky.
Lebih jauh Oky menerangkan, akibat 22 kejadian bencana ini pula pihaknya mencatat total nilai kerugian yang mencapai Rp. 6,7 miliar. Dimana kerugian terbanyak ada pada kebakaran panel listrik RS Syaiful Anwar.
“Iya benar, hasil asesmen menyatakan kerugian kebakaran RSSA tertinggi selama Februari. Itu karena harga generatornya memang mahal segitu,” ucapnya.
Tak hanya itu, masih menurut Oky, Pusdalops mencatat 4 orang korban luka-luka dan 1 orang mengungsi akibat bencana.
“Empat orang terluka itu akibat tertimpa pohon tumbang. Sepasang suami istri (tertimpa pohon) di Jalan Cipto dan dua lainnya yang di Jalan Bandung,” ucap alumni UGM ini.
Kejadian gempa bumi juga sempat menggemparkan warga Malang, meski akhirnya diketahui pusat gempa berada di perairan selatan Kabupaten Malang dan tidak menimbulkan kerusakan di Kota Malang. Kendati demikian, gempa tertanggal 19 Februari lalu ini viral di media sosial usai kejadian pukul 02.30 dinihari.
Sebagai institusi yang berperan dalam penanggulangan bencana, Oky berharap masyarakat kian sadar akan potensi dan kerawanan bencana. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah hal utama guna meminimalkan risiko bencana.
“Mitigasi bencana dimulai dari diri sendiri kemudian keluarga sampai ke lingkungan masing-masing. Kenali bahayanya dan pahami bencananya. Insya Allah kita siap untuk selamat,” tutupnya.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Aziz Wijaya