BPBD Kota Malang | Warga Kota Malang setidaknya kini harus mulai peduli dengan potensi bencana. Karena beragam bencana yang datang silih berganti mendera Kota Malang menyisakan banyak kerugian baik materiil, non materiil bahkan korban jiwa.
Seperti baru-baru ini usai diguyur hujan dengan intensitas tinggi, banjir dan genangan air kembali melanda, Kamis (29/2/19) lalu. Selain merendam beberapa ruas jalan dan kawasan permukiman, banjir juga menyebabkan peralatan rumah tangga, barang dagangan, hewan piaraan, barang pribadi terendam air serta salah satu warga tewas terseret arus. Sebelumnya tanah longsor serta kebakaran turut berkontribusi terhadap jumlah kejadian bencana selama tiga bulan terakhir.
Bersumber dari data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Kota Malang tercatat 59 kali kejadian bencana selama triwulan pertama 2019.
Awal tahun 2019 dibuka dengan 19 kali kejadian. Dimana 7 kejadian tanah longsor, 1 kali kebakaran, 8 kali angin kencang dan 3 pohon tumbang terjadi pada bulan ini. Akibat bencana ini, jumlah kerugian yang terhitung lebih dari Rp. 190 juta.
Bulan Februari lalu adalah puncak musim hujan, dimana 22 kejadian bencana tercatat dalam database Pusdalops. Yakni 13 kali tanah longsor, 2 kali banjir, 1 kali kebakaran, 3 kali angin kencang , 2 kejadian pohon tumbang dan guncangan akibat gempa 1 kali. Kejadian besar di bulan ini adalah angin kencang yang menyebabkan tumbangnya pohon di 24 titik. Selain itu, terbakarnya gardu listrik milik RS Syaiful Anwar yang bernilai miliaran rupiah turut menyumbang jumlah kerugian akibat bencana yang menyentuh angka Rp. 6,7 miliar.
Hingga akhir Maret terdapat 18 kejadian bencana. Kendati hujan mulai jarang turun, namun bencana hidrometereologi tetap dominan. Yakni dengan 3 kali tanah longsor, 2 kali banjir, 8 kali kejadian kebakaran, 4 kejadian pohon tumbang dan 1 kali kejadian lainnya. Akibat bencana ini pula 17 rumah dan 3 prasarana drainase rusak. Analisis yang dilakukan Pusdalops menyebut kerugian akibat bencana mencapai Rp. 580 juta lebih.
Dihubungi via pesan singkat Minggu (31/2/19), Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang Handi Priyanto menyatakan komparasi antara kejadian di bulan yang sama pada tahun 2018 ke 2019, terdapat penurunan jumlah kejadian sebesar 18%, dimana terdapat 71 kali kejadian bencana selama triwulan 1 tahun 2018.
“Pada bulan-bulan tersebut (tahun 2018) lebih banyak didominasi tanah longsor, pohon tumbang dan kebakaran. Data kerugian yang tercatat Rp. 4,1 miliar,” terang Handi.
Pada periode Januari – Maret 2018 lalu, Handi juga menyebut terdapat 1 jiwa melayang dan 47 orang mengungsi akibat bencana. Sementara di bulan yang sama tahun 2019 tercatat 1 tewas , 6 korban luka-luka dan 12 jiwa mengungsi.
“Rata-rata korban mengungsi akibat kebakaran rumah. Kalau korban luka akibat tertimpa pohon tumbang saat angin kencang yang terjadi bulan lalu.” ungkap Handi.
Kejadian demi kejadian yang melanda Kota Malang tak pelak membuat BPBD kian meningkatkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan. Selain terus melakukan sosialisasi ke berbagai sektor, anjuran untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam bentuk pemantauan dan monitoring kawasan yang berpotensi terjadi bencana terus dilakukan.
“Tak ada yang bisa memprediksi bencana kapan terjadi, tetapi pencegahan bisa dilakukan untuk mengurangi potensi dan kerugian yang diderita. Tanggung jawab ini tak mutlak berada di BPBD saja sebagai unsur pemerintah, tetapi ada di tangan masyarakat dan dunia usaha juga,” pungkasnya.
Pewarta : Mahfuzi