Kota Malang dikenal luas sebagai kota pendidikan. Ribuan pelajar hingga mahasiswa berduyun-duyun menimba ilmu di kota ini. Namun dibalik itu, pengetahuan kebencanaan yang dimilikinya dinilai masih minim sehingga butuh edukasi lebih mendalam dan konprehensif.

Pengetahuan kebencanaan baik soal mitigasi, tanggap darurat sampai pengurangan risiko bencana kini dianggap sebagai materi yang patut diberikan kepada siswa, khususnya pelajar usia dini. Hal ini mengingat jenjang usia yang masih panjang sehingga materi kebencanaan bisa disampaikan secara estafet lintas usia.

Hal ini disampaikan Tri Oky Rudianto, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang saat memberti sambutan workshop edukasi bencana bagi dunia pendidikan, Kamis (23/5/19) di salah satu hotel di Kota Malang.

Ditegaskan oleh Oky, peran guru sangat vital dalam memberikan edukasi kebencanaan. Disamping posisinya sebagai pengganti peran orang tua di lingkungan sekolah, guru juga berarti banyak dalam transfer ilmu bagi anak didik.
“Pendidikan kebencanaan dalam persiapan masuk kurikulum. Ini berarti tanggung jawab guru kian berat, karena harus memberikan informasi apa itu gempa, longsor, banjir, tsunami bahkan bagaimana cara menyelamatkan diri,” ujar Oky.

Oky lantas membeberkan, Kota Malang mempunyai potensi bencana yang beragam. Selain tanah longsor dan kebakaran yang mendominasi, terdapat pula ancaman gempa, bencana hidrometeorologi dan bencana sosial. Hal ini patut mendapat perhatian serius.
“setiap kejadian bencana pastilah membawa duka seperti kerugian harta dan nyawa bagi korban bencana. Dengan eduksi bencana, minimal terjadi pengurangan risiko bencana,” terang Oky.

Sebagai wujud tugas dan fungsinya, BPBD telah menerapkan upaya-upaya mitigasi bencana. Dalam konteks dunia pendidikan, SMAB (Sekolah Madrasah Aman Bencana) telah pula dibentuk. Tak kurang dari 14 lembaga Pendidikan telah bergabung membentuk SMAB.

Tak hanya itu, pasca gempa dan tsunami Palu lalu, telah membuka mata semua orang bahwa kesiapasiagaan dan pencegahan terhadap bencana mutlak dibutuhkan meski belum terjadi bencana.

“Kini BPBD kebanjiran order simulasi bencanp bagi sekolah-sekolah dan kantor-kantor. Hal yang cukup menggembirakan, karena berarti kita sudah mulai sadar bencana. Untuk itulah workshop edukasi bencana juga kami adakan bagi guru-guru,” tambah pria asli Purworejo ini.

Acara yang berlangsung sehari ini mengundang 100 perwakilan sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP se-Kota Malang baik negeri maupun swasta. Materi kebencanaan diberikan oleh narasumber baik dari BPBD dan BMKG.

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Div Endless

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *