BPBD Kota Malang | Dalam sepekan terakhir Kota Malang diliputi udara dingin yang menusuk tulang. Dengan suhu minimum dini hari yang anjlok mencapai 15 derajat celcius, tak urung membuat warga menunda aktivitas sembari menunggu terbitnya matahari akibat suhu dingin ini.

Menurut rilis resmi BMKG saat ini Indonesia mendapat pengaruh dari aliran massa dingin dari Australia yang menuju ke Asia. Aliran tersebut menyebabkan perubahan suhu menjadi lebih dingin di sejumlah wilayah di Indonesia khususnya Malang Raya. Namun di tengah euphoria dinginnya suhu Kota Malang ini, patut dicermati berbagai penyakit yang mengancam. Diantaranya kambuhnya penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya maupun kehadiran penyakit baru akibat rentannya tubuh terhadap suhu dingin.

“Turunnya suhu udara membuat tubuh bereaksi, mencoba beradaptasi dengan kondisi luar. Jika daya tahan tubuh rendah, dipastikan terdampak penyakit tertentu,” tutur Indra Gita, Kepala Seksi Pencegahan BPBD Kota Malang.

Ditemui usai acara sosialisasi edukasi kepada perguruan tinggi Senin (24/6/19), Indra menjelaskan sederet penyakit yang mungkin timbul akibat paparan hawa dingin ini bisa berupa asma, sinusitis, pilek, sesak nafas. Bahkan jika secara konstan terpapar bisa menimbulkan hipotermia atau penurunan suhu tubuh. “Akibat udara dingin ini, kulit kita bisa saja menjadi kering, kulit telapak kaki menjadi pecah-pecah, timbul pecah-pecah pada bibir dan kadang kala timbul mimisan. Bahkan hipotermia juga bisa dialami,” sambung Indra.

Akibat kerentanan yang kian membesar ini, perlu perlakuan tambahan untuk meminimalkan risiko yang didapat. Risiko yang timbul akibat terpaan hawa dingin ini bisa dikurangi dengan pemakaian jaket tebal atau selimut. Golongan yang memiliki kerentanan tinggi terhadap risiko penyakit akibat hawa dingin ini diantaranya balita, anak-anak dan usia lanjut.

“Biasakan pula mengkonsumsi minuman hangat dalam jumlah yang cukup. Karena dalam kondisi cuaca dingin, rasa haus tak terasa. Daripada dehidrasi, minum yang banyak,” pungkasnya.

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Yusufi

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *