BPBD Kota Malang | Kemajuan di bidang sains dan teknologi sejatinya bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Ada banyak jenis pekerjaan yang berisiko tinggi, membahayakan jiwa ataupun butuh waktu panjang jika menggunakan tenaga manusia.
Foto udara contohnya merupakan kegiatan pemetaan permukaan bumi menggunakan kamera resolusi tinggi. Dulu pemotretan ini menggunakan wahana pesawat terbang yang tentunya membutuhkan budjet tinggi serta waktu terbang yang tergantung cuaca. Namun kini, berkat penemuan drone semua kendala dapat diminimalkan.
Hal ini diungkap oleh Very, salah satu pilot drone BPBD Kota Malang. Menurutnya penggunaan drone kini telah meluas ke berbagai sektor. “Dulu drone digunakan sebagai hobi. Lambat laun beralih fungsi sebagai perangkat perekam pembuatan film hingga akhirnya untuk foto udara,” tutur Very. Dalam sejarah kebencanaan, peran drone kini makin penting. Selain sebagai alat rekam dokumentasi saat kejadian bencana juga telah dimanfaatkan untuk pemetaan bencana. “BPBD Kota Malang memiliki beberapa unit drone, salah satunya digunakan untuk potret udara memetakan kawasan bencana,” ucap Very.
Very lantas menjelaskan konsep pemetaan bencana didasarkan atas visual tata guna lahan dari ketinggian. Kawasan-kawasan yang teridentifikasi rawan bencana, misalkan longsor dilakukan potret udara kemudian didokumentasikan ke dalam GIS. “Nah, dari potret udara itu bisa diketahui tingkat kerawanannya, volume longsoran hingga jauh jangkauan longsor,” terang pria bertubuh gempal ini.
BPBD Kota Malang sejauh ini telah memetakan beberapa lokasi diantaranya kawasan Gading Kasri, Kelurahan Bareng, kawasan Mejosari dekat UIN Malang hingga sebagian Purwantoro. “Jadi tiap ada perubahan tata guna lahan di wilayah itu, misalkan dalam 5 tahunan maka akan jelas terlihat perbedaan tutupan lahannya,” papar Very yang juga anggota Pusdalops PB.
Kini dengan unit drone tambahan, Very berharap kegiatan foto udara kawasan rawan bencana dapat terus berlanjut dengan memetakan seluruh wilayah di Kota Malang. “Pemetaan ini berbasis mitigasi, jika ditemukan lahan yang cukup signifikan potensi bencananya maka dapat diambil langkah-langkah pencegahannya, setidaknya antisipasi dalam jangka pendek,” pungkasnya
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Ilham F & Very