BPBD Kota Malang | Jika membaca prediksi musim yang dikeluarkan oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, tampaknya warga Malang harus kian waspada terhadap dampak cuaca panas, pasalnya BMKG meramal kemarau tahun ini akan berlangsung lama dan kering.
Durasi kemarau yang kian panjang dan keringnya udara semakin menambah risiko timbulnya bencana kekeringan selain bencana kebakaran tentunya. Dampak kemarau ini makin terasa, akibatnya kebakaran marak terjadi dan meluluhlantakkan rumah warga. “Hingga bulan Agustus 2019 ini, telah terjadi tujuh kasus bencana. Dan ketujuh diantaranya semuanya adalah kebakaran” ungkap Handi Priyanto, Plt Kalaksa BPBD Kota Malang.
Dihubungi lewat sambungan telepon Sabtu (31/8/19) kemarin, Handi yang juga Kadishub Kota Malang menyebut kebakaran pertama terjadi pada lahan kosong di Mergan, di Jalan Borobudur, di Jalan Kelapa Sawit RT 02/03, di Jalan Raya Gadang Gang IX, Jalan Peltu Sujono, Jalan Jakarta Dalam dan terakhir kebakaran lahan di Jalan S. Supriyadi. Nilai kerugian pun lumayan besar, yakni Rp. 72.070.000,-.
Maraknya kebakaran selama kemarau umumnya disebabkan unsur kelalaian manusia serta hubungan arus pendek listrik. Seperti yang terjadi pada kebakaran lahan kosong, akibat buang putung rokok sembarangan memaksa petugas PMK Kota Malang berjibaku memadamkan kobaran api. “Tak sedikit pula kebakaran yang disebabkan korsleting listrik. Hasil kajian Pusdalops banyak ditemui penggunaan stop kontak dengan ekstensi yang bertumpuk-tumpuk serta kabel tak ber-SNI,” sebut Handi menambahkan.
Hingga akhir Agustus 2019, BPBD Kota Malang telah mencatat 129 kasus bencana. 44 kali diantaranya adalah kasus kebakaran. Ini berarti kebakaran menempati urutan pertama penyumbang 34 persen kasus bencana di Kota Malang. Urutan kedua tanah longsor (32 persen), pohon tumbang (13 persen), angin kencang (9 persen) sisanya genangan air, efek gempa dan non alam sebanyak 12 persen. “Total nilai kerugian akibat bencana 10 miliar lebih. Atau tepatnya Rp. 10.038.503.500,-. Hal ini butuh perhatian bagi kita semua agar terus mewaspadai ancaman bencana,” pinta Handi.
Berangkat dari hal tersebut, BPBD Kota Malang terus berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya kewaspadaan. Kini saatnya berbagi peran dalam urusan bencana, sehingga tiga pilar utama penanggulangan bencana dapat berdiri kokoh. “Masyarakatnya kuat dan tangguh, pemerintahnya konsisten dalam melindungi warganya serta unsur dunia usaha bisa terus men-support semua kebijakan. Ini harapan kita.” tandasnya.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Very