BPBD Kota Malang |Kelurahan Bandungrejosari kembali dipercaya mewakili Kota Malang dalam lomba kelurahan tangguh tingkat provinsi se-Jawa Timur. Setelah sebelumnya meraih predikat juara tahun lalu untuk kategori pratama, kini Kelurahan Bandungrejosari naik kelas ikut dalam lomba tingkat madya.

Lomba kelurahan tangguh dimaksudkan untuk mengukur kecakapan dan ketangguhan dalam penanganan bencana. Dalam lomba ini penilaian dilakukan secara administratif dan lapangan guna memenuhi kriteria pemenang. Penilaian lomba yang digelar Rabu (11/9/19) melibatkan tim juri dari berbagai unsur seperti BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Relawan dan Ikatan Ahli Bencana.

Usai melakukan pengecekan administrasi, tim juri yang berjumlah tujuh orang bergerak ke RW IX untuk melakukan verifikasi lapangan. Namun saat peninjauan jalur evakuasi, sayup terdengar teriakan minta tolong dan bunyi kentongan bertalu-talu. Usut punya usut ternyata terjadi longsor di salah satu rumah warga.

Suasana yang awalnya tenang sontak berubah tegang, warga berhamburan semburat mencari lokasi aman. Sebagian warga yang notabene emak-emak lantas mendirikan tenda dan dapur umum, sementara yang lain dibantu BPBD mengevakuasi korban yang lemah tergeletak di bibir sungai menggunakan ambulan milik salah satu perusahaan komersial.

Jangan kaget dulu, kejadian ini merupakan bagian dari simulasi yang ditampilkan warga Kelurahan Bandungrejosari saat menjamu kedatangan tim juri. Simulasi ini membuktikan sinergisitas antar aparat, masyarakat dan dunia usaha terjalin baik.

Sebelumnya, Asisten 2 Bidang Perekonomian Diah Ayu Kusumadewi dalam sambutannya mengatakan Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk untuk melindungi seluruh warganya dari ancaman bencana. Salah satunya adalah memberikan edukasi dan melatih keterampilan penanganan bencana berbasis komunitas seperti pembentukan kelurahan tangguh.

Dari 25 kelurahan tangguh yang ada di Kota Malang, Kelurahan Bandungrejosari telah membuktikan kemampuan dan kecakapannya. Bukan tanpa sebab, karena aparat kelurahan beserta warga dan didukung pelaku komersial sukses menjalankan aspek kesiapsiagaan.
“Kami berharap langkah ini bisa ditiru kelurahan lain, sehingga tahun 2022 target Kota Malang sebagai kota tangguh bencana tercapai,” sambung Diah.

Dihadapan tujuh juri penilaian lomba kelurahan tangguh tingkat madya se Jawa Timur, Diah menyatakan pentingnya sinergisitas atau ikatan antara segitiga utama (pemerintah, masyarakat dan dunia usaha) dengan akademisi serta media.
“Ini yang dinamakan pentahelix, dimana masing-masing memberikan kontribusi sesuai kemampuan untuk menjadikan Malang sebagai kota tangguh pada tahun 2022 mendatang,” ujarnya.

Di lain pihak, tim juri yang diketuai Erwin Indra Widjaja menyebut salah satu program nasional penanggulangan bencana adalah pelaksanaan pengurangan risiko bencana atau PRB. Mengingat Jawa Timur memiliki tingkat indeks kerawanan daerah yang tinggi, maka peran semua pihak dalam mencetak masyarakat tangguh bencana adalah keniscayaan.
“Saya setuju apa yang disebutkan soal pentahelix, dimana semua unsur harus saling bekerja sama dalam mengurangi risiko bencana. Potensi bencana di Jatim cukup tinggi, untuk itu masyarakat harus terus dibina, dibimbing dan diedukasi tanpa melihat usia dan gender,” tandasnya

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Ilham

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *