BPBD Kota Malang – Setelah menggelar simulasi bencana gempa di SMPN 27 Lesanpuro, kali ini BPBD Kota Malang melanjutkan kegiatan simulasi bencana gempa di SDN Bakalankrajan 02 pada Kamis (21/02/2019).
Simulasi diawali dengan bunyi sirine sekolah sebagai tanda peringatan telah terjadi gempa. Para siswa yang sedang berada dikelas segera berlindung di bawah kolong meja mengikuti arahan guru. Setelah gempa berlalu, guru memandu siswa untuk segera keluar dari kelas menuju ke titik kumpul.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 346 siswa dan 21 guru beserta staf berjalan lancar. Namun ada hal menarik saat dilakukan simulasi. Salah seorang siswi kelas 1 tiba-tiba menangis.
“Ini menangis karena ketakutan, dikira ada gempa sungguhan”, ujar salah seorang wali kelas sembari menenangkan siswi yang menangis tadi.
Setelah dilakukan simulasi gempa, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi mitigasi bencana banjir. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi para siswa SDN Bakalankrajan 02 agar terlatih dan tidak panik dalam menghadapi bencana tersebut.
“Edukasi kebencanaan ini memang sudah sepatutnya ditanamkan mulai sejak dini,” Ucap Indra Gita, Kasi Pencegahan BPBD Kota Malang.
Simulasi gempa ini digelar bukan tanpa alasan. Sebelumnya pada Selasa (19/02/2019) dini hari, Kota Malang sempat diguncang gempa berkekuatan 5.9 SR yang berpusat di tenggara Kabupaten Malang.
“Memang kemarin ada gempa, jadi waktunya (simulasi gempa) pas sekali,” imbuh Indra.
Lebih lanjut, Indra Gita juga mengemukakan pentingnya memasukkan kebencanaan ke dalam kurikulum pendidikan atau dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Hal ini sesuai arahan Presiden Jokowi yaitu dengan masuknya edukasi dan mitigasi bencana dalam materi pendidikan di sekolah, maka Indonesia bisa lebih siap menghadapi bencana.
Kepala sekolah SDN Bakalankrajan 02, Sutarjo juga mengapresiasi kegiatan simulasi dan sosialisasi bencana yang diadakan BPBD Kota Malang.
“Kegiatan semacam ini sangat berguna bagi siswa dan guru di sini, setidaknya kami sudah memiliki pengetahuan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana gempa,” tutupnya.
Pewarta : Aziz Wijaya
Editor : Ilham FR