Peristiwa hujan intensitas tinggi yang berujung banjir besar, Senin (10/12/18) tahun lalu menyisakan banyak hal, diantaranya kerusakan infrastruktur, sarana prasarana dan korban jiwa dengan nilai kerugian yang tidak sedikit.
Beragam komentar dan pernyataan turut pula mewarnai perdebatan di media sosial mengenai asal muasal kejadian hingga biang kerok penyebab banjir tersebut.
Tak ingin kejadian serupa terjadi lagi di masa mendatang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang berinisiatif mengajak instansi terkait untuk merumuskan pola dan metode pencegahan bencana banjir. Salah satunya dengan menyambangi Perum Jasa Tirta I di Jalan Surabaya Malang.
Sekretaris BPBD Kota Malang, Tri Oky Rudianto mengatakan persoalan penanganan bencana khususnya pencegahan banjir tak melulu menjadi kewajiban pemerintah, tetapi juga jadi tanggung jawab masyarakat dan dunia usaha.
“Sinergisitas antar tiga unsur yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha akan sangat manjur membenahi persoalan mitigasi bencana. Hal ini pula yang kami tawarkan kepada pihak Jasa Tirta I,” terang Oky Selasa (11/6/19) lalu.
Sebagai BUMN yang bergerak di bidang Pengusahaan Sumber Daya Air dan Pengelolaan Sumber Daya Air, (Perum) Jasa Tirta I memiliki kewenangan dalam penguasaan data dan monitoring diantaranya terhadap Wilayah Sungai Brantas dan anak-anak sungainya.
Minimnya data yang dimiliki BPBD Kota Malang seperti curah hujan, debit dan elevasi tinggi muka air baik di Sumber Brantas maupun aliran sungai yang membelah Kota Malang turut andil dalam sulitnya menentukan Early Warning System (EWS) saat terjadi hujan lebat.
“Kami mengajak Jasa Tirta I menjadi mitra dalam proses mitigasi banjir. Dengan data dan informasi yang dimilikinya, kami berharap dapat disebarbagikan melalui BPBD kepada warga Malang,” imbuh Oky yang didampingi Kasi Kesiapsiagaan Nur Asmi dan Analis Bencana Mahfuzi.
Sementara itu Direktur (Perum) Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan menyambut baik ajakan kerjasama Pemkot Malang melalui BPBD Kota Malang. Menurutnya, penyebarluasan informasi berbasis mitigasi sesungguhnya juga salah satu tugas perusahaan yang dipimpinnya.
“Institusi terdepan dalam mitigasi bencana memang BPBD, sesuai tugas dan fungsi yang telah ditetapka. Selanjutnya kami akan mem-backup sesuai kebutuhan data yang ada,” urai Raymond.
Selanjutnya bentuk kerjasama ini, selain sebar ulang data hidrometri sungai untuk EWS juga akan dikaji kerjasama bidang pengembangan sumber daya manusia.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Div Endless