BPBD Kota Malang | Jumlah kasus kebakaran di Kota Malang melonjak drastis. Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, 31 kasus kebakaran terjadi selama Oktober 2019.
“Selama Oktober kami mencatat 43 kasus bencana. Dari jumlah tersebut sedikitnya 31 kasus kebakaran baik itu kebakaran lahan maupun kebakaran bangunan. Sisanya 5 kasus angin kencang dan 7 kali pohon tumbang atau dahan patah. Kerugian warga mencapai Rp. 563 juta,” ungkap Alie Mulyanto, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Jumat (1/11/19) di sela-sela simulasi gempa bumi di SMPN 25 Merjosari Malang.
Alie menjelaskan, dibandingkan dengan data bulan sebelumnya terdapat peningkatan kasus yang cukup fantastis. Ia lantas merinci, bulan Januari dan Februari masing-masing 1 kasus. Kemudian pada bulan Maret tercatat 8 kasus kebakaran.
Saat awal kemarau di bulan Maret, kebakaran menurun menjadi 3 kasus, namun kembali naik menjadi 6 kasus pada bulan Mei. Kenaikan mulai terasa ketika di bulan Juni, Pusdalops PB menyebut ada 8 kasus kebakaran. Kemudian 12 kasus pada bulan Juli, 4 kasus di Agustus dan 9 kasus di September.
“Penyebab kebakaran bermacam-macam. Umumnya didominasi faktor kelalaian manusia. Seperti buang putung rokok sembarangan, bakar sampah ditinggal, masak air ditinggal serta menyalakan lilin di dekat bahan yang mudah terbakar,” terang mantan Kepala Bagian Kesra ini.
Alie tak membantah, faktor alam seperti cuaca panas dan terik selama kemarau juga menjadi penyebab kebakaran lahan dan permukiman yang kian meningkat. “Musim kemarau memang ditengarai rawan kebakaran. Lahan kosong berisi semak-semak kering terkena api kecil saja, bisa cepat terbakar,” imbuhnya.
Hingga akhir Oktober, BPBD Kota Malang mencatat 184 kejadian bencana. Kebakaran tercatat 82 kali sedangkan tanah longsor 41 kali. Kemudian 18 kejadian pohon tumbang, 10 kasus genangan air, 2 kali efek gempa, 17 kali angin kencang serta 14 kejadian non alam. BPBD juga menyebut jumlah kerusakan dan kerugian sepanjang Januari-Oktober tak kurang dari Rp. 10,695 miliar.
“Kami mengimbau warga tetap wasdapa terhadap adanya potensi bencana. Seperti pohon tumbang, kebakaran atau banjir. Tidak membakar sampah, selalu mengecek kondisi saluran dan tabung gas kompor, memasang instalansi listrik yg benar dan buanglah sampah pada tempatnya. Termasuk mengadakan kerja bakti normalisasi drainasi dan sungai sebagai bentuk upaya pengurangan risiko bencana,” pungkas Alie.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Very