Setelah menyelesaikan tugas penanganan korban Air Asia QZ 8501 asal Kota Malang, Badan Penanggalan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mulai fokus melakukan penataan internal dan pemetaan kawasan rawan longsor. Beberapa kawasan di kota Malang yang dianggap rawan longsor terutama di musim penghujan ini tak luput dari pengawasan BPBD. “Sekarang fokus kami pada penataan lembaga karena BPBD merupakan lembaga baru yang harus ditata agar selalu siap membantu masyarakat sesuai tupoksinya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, J Hartono, kemarin.
Hartono mengatakan sejak BPBD terbentuk dan lengkap dengan tenaga strukturalnya awal Januari lalu langsung fokus penanganan korban Air Asia QZ 8501 asal Kota Malang. Bahkan lembaga penanganan bencana ini langsung membentuk posko di Surabaya untuk membantu keluarga korban asal Kota Malang.
“Posko di Surabaya masih tetap difungsikan. Tapi kami gantian dengan Dinas Sosial dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,” jelas Hartono.
Saat ini lanjut mantan Kepala Bakesbangpol ini, BPBD melakukan penataan lembaga. Pasalnya sebagai instansi penanganan bencana harus siap menghadapi berbagai jenis bencana.
Selain menata lembaga, kata Hartono, pihaknya juga mulai melakukan pemetaan kawasan bencana alam. Salah satu konsentrasi pemetaan lokasi bencana yakni lokasi rawan longsor.
“Karena saat ini musim hujan yang tentunya rawan longsor. Jadi kami berusaha mengidentifikasi kawasan rawan longsor di Kota Malang,” katanya.
Berdasarkan catatan sementara kawasan rawan longsor tersebar di berbagai kawasan di kota pendidikan ini. Terutama kawasan padat pemukiman di bantaran sungai seperti sebagai Muharto.
Jika sudah memiliki data kawasan rawan atau potensi longsor, tambah Hartono, akan memudahkan petugas BPBD melakukan pemantauan. Untuk pemantauan nantinya melibat tim reaksi cepat (TRC) dan potensi masyarakat di seluruh wilayah Kota Malang.
Sembari melakukan pendataan dan pemetaan, petugas juga melakukan monitoring rawan longsor dan bencana lainnya. (van)
Sumber: http://www.malang-post.com