Jumlah bencana di Kota Malang meningkat pada 2016. Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang hingga pertengahan 2016, ada 40 kejadian, mulai dari longsor, banjir, kebakaran, puting beliung, hingga pohon tumbang.

Jika ditambah dengan jumlah bencana semester ke-2, Kepala BPBD Kota Malang, J Hartono, mengatakan, ada penambahan yang cukup signifikan. Padahal selama 2015, jumlah kejadian bencana hanya 41 kali.

Kejadian bencana menyebar di seluruh wilayah di lima kecamatan. Untuk spesifik longsor, hampir seluruhnya terjadi di daerah aliran sungai (DAS).  BPBD merencanakan, penambahan Kelurahan Tangguh Bencana pada 2017.

Hingga saat ini, jumlah kelurahan semacam baru tiga, yakni di Polehan, Kota Lama, dan Bareng. Data rencana kerja BPBD di APBD 2017, BPBD menganggarkan sekitar 200 juta untuk penambahan Kelurahan Tangguh Bencana di tiga tempat baru. Sekadar informasi, ada 57 kelurahan di lima kecamatan Kota Malang.

“Kelurahan mana saja masih kami telaah. Yang pasti, kami mengutamakan di daerah aliran sungai dulu,” kata Hartono, saat ditemui di sela kegiatan di Kelurahan Polehan, Senin (2/1/2017).

Berdasarkan data Peta dan Kajian Risiko Bencana Milik BPBD Kota Malang, masing-masing kecamatan memiliki potensi yang berbeda-beda. Di Kecamatan Blimbing, sekitar delapan titik rawan banjir, empat titik rawan kebakaran, dan empat titik rawan longsor.

Di Kecamatan Sukun, ada belasan titik rawan longsor, sekitar tiga titik rawan banjir, dan satu titik rawan kebakaran.

Di Kecamatan Kedungkadang, setidaknya tercatat sekitar tujuh titik rawan banjir. Satu titik di kawasan ini cakupannya lebih luas dibanding potensi banjir di kecamatan lain. Di sana juga ada tiga titik rawan kebakaran dan empat titik rawan longsor.

Sementara di Kecamatan Lowokwaru, titik kerawanan longsor terjadi di hampir seluruh das dengan dimensi yang lebih kecil. Juga ada sekitar tujuh titik rawan longsor dan empat titik rawan kebakaran.

Terakhir di Kecamatan Klojen titik rawan kebakaran lebih mendominasi dengan sekitar tujuh titik, tiga titik rawan banjir, dan enam titik rawan longsor. Di kecamatan itu, titik rawan longsor tak terpusat di satu kawasan, namun memanjang di wilayah DAS.

“Peran Kelurahan Tangguh Bencana penting untuk langkah awal penganggulangan bencana,” kata Hartono.

Setiap Kelurahan Tangguh Bencana idealnya memiliki 15 relawan yang siap turun ketika terjadi bencana. Selain bentukan pemkot, ia juga berharap ada pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana dari swasta. Pembentukan itu, ujar dia, sudah ada di Kelurahan Kasin yang dibentuk oleh Rumah Sakit Islam Unversitas Islam Malang.

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *