Dunia relawan yang rata-rata identik dengan search and rescue dalam hal kebencanaan memang sering terdengar dan melihat dalam setiap adanya bencana. Namun, kali ini relawan tidak hanya difokuskan dalam hal itu saja.
Acara yang digelar oleh BNPB ini menambah pengetahuan relawan terhadap, bagaimana meminimalisir risiko bencana.
Bertempat di Hotel Filadelfia Kota Wisata Batu, sebanyak 100 relawan yang tergabung dalam relawan Jawa Timur, Aiptinakes Jawa Timur Perwakilan Perguruan Tinggi, Perwakilan BPBD Malang Raya berkumpul bersama belajar tentang Geografik Information System atau pemetaan.
Acara yang berlangsung 7 hingga 10 Desember ini dihadiri oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Radiyta Jati serta Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Timur Bambang Agus Legowo membuat semangat para relawan menggebu-gebu.
Dalam pembukaannya Bambang Agus Legowo membacakan amanat dari Kalaksa Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa ” acara ini sangat penting, untuk menekan titik-titik rawan bencana, karena Jawa Timur sendiri ancaman bencanannya adalah bencana hidrometrologi” tutur Bambang dalam penyampaian amanat Kalaksa Jawa Timur.
Hal senada juga diungkapkan Raditya Jati selaku Direktur Pemberdayaan Masyarakat, bahwa BNPB atau BPBD dalam menanggulangi bencana tidak bisa berdiri sendiri, pasti memerlukan relawan, oleh karena itu kalianlah yang beruntung mendapatkan pembekaln GIS ini”, tutur Raditya
Radiyta juga menambahkan “risiko bencana bisa diminimalisir dengan cara memetakan daerah-daerah rawan bencana”, tandas Raditya.
Arifin, perwakilan dari BPBD Kota Malang menyebutkan acara ini sangat penting untuk para relawan, karena bisa menambah skill ketrampilan mereka.
“Kami dikumpulkan disini bisa kenal sesama relawan, dosen-dosen dan perawat dari perguruan tinggi”, tambah Arifin