Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang-tak hanya berkutat diurusan kedaruratan dan rehabilitasi rekontruksi, namun berperan pula dalam penyiaran kegiatan berbasis pencegahan atau mitigasi.
Salah satu upaya mitigasi adalah melakukan pemetaan wilayah yang rawan bencana, baik secara konvensional maupun dengan metode yang kini ngetren yaitu menggunakan drone (pesawat tanpa awak).
Untuk itulah, selama dua hari dimulai Selasa (16-17/10/18) BPBD Kota Malang menggelar pelatihan pemetaan (mapping) wilayah rawan bencana berbasis mitigasi menggunakan drone.
Sekretaris BPBD Kota Malang, Tri Oky usai membuka kegiatan ini menyebut teknologi kini kian maju, pemetaan wilayah tak lagi boros biaya dan makan waktu namun telah tergantikan oleh drone.
Lebih lanjut, Oky juga menyatakan dengan drone, wilayah-wilayah yang sulit terjangkau dapat terpotret dengan cepat dan tepat.
“Kita harus mengikuti kemajuan jaman, penggunaan drone kini sudah multifungsi termasuk memetakan wilayah rawan bencana” tutur Oky.
Kegiatan yang dihelat di aula BPBD Kota Malang diikuti 7 peserta pelatihan mewakili ketiga bidang yang ada. Sedangkan narasumber didatangkan dari praktisi pemetaan yang berbasis di Kota Bandung Jawa Barat.
Lewat pelatihan ini, peserta diharapkan mampu dan mahir menerbangkan drone, melakukan pemetaan hingga menyajikan hasil olahan data yang berguna dalam pengambilan keputusan penanggulangan bencana.
“Harapannya kami akan punya tim pemetaan yang handal yang dapat memetakan seluruh wilayah rawan bencana di Kota Malang dan tersaji dalam peta berbasis ditigal” pungkas Oky. (Zie)