Memasuki pertengahan Nopember, Kota Malang mulai disapa oleh hujan yang turun jelang sore hingga malam hari. Intensitasnya terhitung masih rendah, meski usai hujan genangan air muncul di beberapa titik.
Potensi bencana yang kerap muncul di musim hujan membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang kembali mengingatkan warganya untuk waspada. Jenis bencana yang datang di musim hujan berupa tanah longsor, angin kencang, genangan air hingga pohon tumbang.
Data Pusdalops PB Kota Malang mengungkapkan sepanjang 2017 tercatat 192 kejadian bencana dengan 74 kali tanah longsor, 13 kali genangan air, 34 kali kebakaran, 4 kali angin kencang, 42 kali pohon tumbang, 2 kali gempa dan 23 kejadian lain-lain dengan total kerugian Rp. 6,16 miliar.
Dibanding dengan tahun 2018, per Nopember tercatat 177 kejadian bencana dengan rincian 41 kali tanah longsor, 4 kali genangan air, 64 kali kebakaran, 7 kali angin kencang, 42 kali pohon tumbang, 3 kali gempa dan kejadian lain-lain sebanyak 16. Nilai kerugian mencapai Rp. 6,043 miliar.
Akibat hal ini, Tri Oky Rudianto, Sekretaris BPBD Kota Malang angkat bicara saat ditemui Rabu (14/11). Oky meminta warga Kota Malang untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi dan selalu memonitor kawasan rawan bencana di lingkungan masing-masing.
Menurut Oky, kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah komponen penting dalam upaya mitigasi yang berujung pengurangan risiko bencana.
“Mulailah dari lingkungan kita sendiri. Waspada bagi warga yang berada di lereng atau tebing sungai yang rawan longsor. Warga yang rumahnya di dekat pohon besar, serta berhati-hati jika ada angin kencang” tutur Oky.
Lebih jauh Oky juga menyebut, tak ada yang tahu kapan bencana akan datang, untuk itu perlu pemahaman bahwa kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Kenali potensinya, siaga maksimal sehingga kerugian akibat bencana seminim mungkin.
“Walau musim hujan, potensi kebakaran tetap ada. Korsleting dan kelalaian adalah penyebab dominan kebakaran di sini (Malang-red). Maka dari itu hati-hati” ucap pria asal Purworejo ini mengakhiri pembicaraan. (zie)