Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mulai Desember memberlakukan siaga bencana. Hal ini sebagai antisipasi datangnya bencana akibat datangnya musim hujan.
Potensi bencana yang kerap muncul saat musim hujan umumnya tanah longsor, genangan air dan angin kencang.
Dalam rekapitulasi bencana November 2018, Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops PB) telah mencatat 23 kejadian bencana, yakni 5 kali tanah longsor, 1 kali genangan air, 8 kali kebakaran, 3 angin kencang, 5 pohon tumbang dan 1 kejadian lain-lain.
Aziz, salah satu anggota Pusdalops PB menyebut terjadi penurunan intensitas bencana dibanding bulan Oktober lalu yang berjumlah 26 kejadian. Kebakaran turut pula mengalami penurunan dari 18 menjadi 8 kali kejadian.
“Intensitas bencana memang menurun, namun dari sisi jenis bencana terdapat peningkatan. Misalnya tanah longsor, apalagi sekarang musim hujan” ungkap Aziz.
Aziz turut menambahkan, tanah longsor umum terjadi di daerah yang rawan longsor seperti kawasan Muharto, Bandungrejosari, Polehan, Kota Lama dan wilayah lain seperti tebing sungai. Sedangkan genangan air umumnya erjadi di daerah langganan banjir seperti Jl. Galunggung, Jl. Sulfat, Jl. Borobudur, Jl. Mawar dan kawasan Bareng.
“Bencana yang demikian patut diwaspadai. Tahun 2017 lalu jumlah tanah longsor 74 kali, sedangkan 2018 baru tercatat 40 kali. Masyarakat kita minta waspada” tutur Aziz
Aziz pun meminta warga Malang mengenali potensi bencana, agar dapat dilakukan pengurangan risiko bencananya. Pencegahan yang dilakukan bisa dengan kerja bakti, pemangkasan dahan yang berisiko patah, waspada di daerah yang rawan longsor juga jangan buang sampah sembarangan.
“Dengan antisipasi demikian, risiko bencana dapat dikurangi. Pada akhirnya kerugian akibat bencana pun bisa ditekan. Tahun lalu (2017-red) kerugian mencapai 6,1 miliar, kita berharap tahun ini kerugiannya seminimal mungkin” pungkas Aziz. (Zie)