BPBD Kota Malang | Kenyamanan dan keselamatan wisatawan utamanya tamu hotel adalah syarat mutlak dalam pengembangan industri kepariwisataan.

Dengan sistem dan manajemen siaga bencana yang tepat akan membuat rasa nyaman dan jaminan keselamatan bagi wisatawan yang menginap hingga berujung pada kepuasan tamu hotel.

Bali dan Kota Malang, keduanya sama-sama mengandalkan industri pariwisata sebagai salah satu sumber PAD, apalagi keduanya juga pilihan destinasi wisata nasional.

Namun Bali saat ini telah selangkah jauh di depan dengan kebijakan sertifikasi hotel siaga bencana. Selain sebagai program pengurangan risiko bencana juga untuk mengoptimalkan peran dunia usaha dalam partisipasi aktif penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Guna mengejar kemajuan yang sama dengan Bali, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melakukan kunjungan ke BPBD Provinsi Bali beberapa waktu lalu.

Dipimpin oleh Plt. Kalaksa BPBD Kota Malang, Handi Priyanto tanpa sungkan menjelaskan keinginan OPD nya untuk belajar dan menggali informasi terkait sertifikasi hotel siaga bencana ini.

“Bali ini jadi trendsetter di segala hal. Banyak instrumen positif yang bisa ditiru dan diterapkan di daerah. Salah satunya sertifikasi hotel siaga bencana, kami ingin belajar akan hal ini” terang Handi.

Sertifikasi hotel ini berawal dari seorang warga Jerman yang memberikan piagam pelatihan bagi karyawan sebuah hotel. Setelah dirasa cukup bermanfaat bagi peningkatan okupansi hotel, akhirnya BPBD Provinsi Bali bekerjasama dengan 17 instansi terkait guna penyusunan juklak dan juknis sertifikasi.

“Sertifikasi ini tidak hanya pada hotel tapi juga tempat pelayanan publik yang mendatangkan orang banyak, seperti rumah sakit, sekolahan atau kantor” ujar Jaya, Kepala UPT Pusdalops PB Bali.

Lebih jauh diterangkan oleh Jaya, penanggulangan bencana merupakan salah satu pelayanan hidup dasar. Sehingga sertifikasi meruoakan cara untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat utamanya tamu hotel.

“Kini, tamu yang datang ke Bali makin pinter. Mereka tidak mau menginap di hotel yang belum punya sertifikat hotel siaga bencana” sambung Jaya.

BPBD Provinsi Bali ketika menerima Kunjungan dari BPBD Kota Malang

Dibanding Bali yang mempunyai 160 hotel berbintang, Kota Malang memiliki sekitar 49 hotel kelas melati hingga bintang. Jumlah kunjungan wisatawan pun kian meningkat seiring tumbuhnya lokasi-lokasi wisata baru. Tahun depan saja Pemkot Malang menargetkan 150.000 kunjungan ke Kota Malang.

“Ini berarti, pemerintah dan dunia usaha harus siap memberikan pelayanan. Yang disasar adalah kenyamanan tamu hotel, khususnya rasa aman terhadap potensi bencana” tambah Handi.

Handi pun berharap, kunjungan ini bisa membawa wawasan baru bagi BPBD Kota Malang dalam sinkronisasi program bersama dunia usaha. Karena penyelenggaraan penanggulangan bencana sejatinya dilakukan bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

“Nanti kita kaji bersama dengan stake holder maupun instansi lainnya termasuk PHRI, apakah sertifikasi ini layak diterapkan” tutup Handi yang juga staf ahli bidang pembangunan kesejahteraan rakyat.

Kunjungan yang dikemas dalam suasana santai ini diakhiri dengan saling tukar-menukar cinderamata. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau salah satu hotel yang telah disertifikasi di kawasan Kuta Bali. (Zie)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *