BPBD Kota Malang – Maraknya pemberitaan kejadian bencana di Indonesia, sebut saja yang terbilang masif seperti gempa bumi, tanah longsor, tanah amblas, kebakaran hingga tsunami telah menggerakkan kesadaran masyarakat untuk mencari tahu informasi kebencanaan.

Efek domino kejadian gempa Lombok dan tsunami Palu kini menyasar Kota Malang. Meski bukan berbentuk dampak fisik tapi berupa kekhawatiran jikalau kejadian serupa berlangsung di Kota Malang. Menyikapi kecemasan ini, Jum’at (21/12) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kanwil Malang mengundang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang guna mensosialisasikan program mitigasi kepada seluruh karyawan BRI yang berlokasi di Jalan RE Martadinata ini.

“Sejatinya, setiap perusahaan besar mempunyai Standar Operasi dan Prosedur (SOP) dalam manajemen kelangsungan usaha, khususnya jika menghadapi kejadian luar biasa – termasuk bencana. Di BRI, manajemen ini selalu diberikan berulang untuk mengingatkan sistem operasi terus berlangsung walaupun ada bencana ” tutur Sigit, Auditor pada BRI Kanwil Malang.

Ditambahkan pula oleh Sigit, kerjasama dengan BPBD ini dimaksudkan untuk memberikan informasi positif bagi seluruh karyawan baik dalam hal tanggap darurat maupun tindakan preventif untuk meminimalkan kerugian.

“Terus terang, jika terjadi gempa kami tidak tahu harus berbuat apa. Siapa melakukan apa dan lain sebagainya. Untuk itulah kami minta bimbingan dan sosialisasi dari BPBD” terang Sigit.

Tri Oky Rudianto memaparkan konsep penyelenggaraan penanggulangan bencana

Dalam sesi paparan, Sekretaris BPBD Kota Malang Tri Oky Rudianto menerangkan konsep penyelenggaraan penanggulangan bencana. Menurutnya, keberhasilan penanganan bencana ditentukan oleh 3 komponen yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

“Saya salut dengan BRI, sebagai representasi dunia usaha khususnya perbankan, bisa memberikan ruang dan waktu bagi kami untuk mensosialisasikan mitigasi bencana. Ini adalah bentuk kepedulian dunia usaha terhadap penanggulangan bencana” ucap Oky.

Lebih jauh Oky menyebut bahwa bencana tidak bisa diprediksi kapan terjadi. Dalam hal meminimalkan kerugian akibat bencana baik jiwa maupun materi, dilakukan pencegahan dan kesiapsiagaan. Dua aspek ini adalah inti dari proses mitigasi guna pengurangan risiko bencana.

“Saya lihat di BRI ini sudah ada jalur evakuasi, titik kumpul dan tangga darurat. Ini sudah bagus dan BRI telah menerapkan dua aspek pencegahan dan kesiapsiagaan tersebut. Tinggal sekarang bagaimana mengedukasi unsur manusianya” tandas Oky.

Sosialisasi ini diikuti puluhan karyawan BRI Kanwil Malang beserta unsur internal audit. Meski dibatasi oleh waktu, namun acara berlangsung sukses.(zie)

 

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *