Bulan Januari 2019 Kota Malang marak dengan pemberitaan cuaca ekstrim. Perilaku cuaca tersebut berdampak terhadap kejadian bencana yang membuat sebagian warga merugi hingga Rp. 191 juta.
Melansir Tribunnews, hasil analisis dinamika atmosfer BMKG menyatakan, masih terpantaunya aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, NTB hingga NTT. Bersamaan dengan itu, masih kuatnya monsun dingin asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.
“Efek anomali cuaca ini, Kota Malang didera banyak bencana hidromereologi,” tutur David, anggota Pusdalops PB, Jumat (1/2/19).
Menurut data Pusdalops PB, tercatat sudah 19 kejadian bencana selama Januari 2019. David lantas merinci, 1 kali kejadian kebakaran, 7 kali longsor, 3 kali pohon tumbang dan 8 kali angin kencang.
Dari data tersebut, peristiwa yang sempat menjadi perhatian warga adalah angin kencang yang melanda Kota Malang Selasa malam silam (22/1). Akibat bencana ini, 19 titik terjadi pohon tumbang dengan kerugian mencapai Rp. 5 juta lebih.
David melanjutkan, meski di musim penghujan potensi bencana kebakaran tak lantas berkurang. Seperti yang dialami Martin, warga Jalan Kolonel Sugiono yang rumahnya terbakar akibat lilin yang terjatuh dan menyambar kain, Minggu (27/1). “Pemilik rumah merugi Rp. 25 juta lebih, karena kamar tidur, ruang makan dan atap dapur ludes jadi arang,” terang David.
Dibeberapa titik juga terdeteksi longsor yang menyebabkan sejumlah plengsengan ambruk. Menurut David hal ini disebabkan curah hujan tinggi ini. “Durasi hujan yang tinggi menyebabkan pori-pori tanah membuka, sehingga daya rekat antar butir tanah terlepas. Akhirnya longsor,” jelas David.
Lantaran musim hujan masih akan berlanjut hingga April mendatang, David menghimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan di lingkungan masing-masing. Langkah montoring atau pemantauan baik potensi bencana pohon tumbang, longsor, kebakaran dan lainnya sebaiknya rutin dilaksanakan. “Bulan ini total kerugian warga mencapai Rp. 191 juta, kami berharap jumlah bencana bisa ditekan,” pungkasnya.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Div Endless