Problematika klasik kota besar selain kemacetan, urbanisasi dan lapangan kerja adalah adanya wilayah yang terpapar bencana menahun.

Kota Malang telah mengalami degradasi lahan terbuka yang menjadi penyangga resapan butir air akibat meningkatnya angka pertumbuhan kota. Akibatnya beberapa kawasan sering terjadi genangan air bahkan banjir.

Seperti kawasan Galunggung, S. Parman dan Borobudur, Jalan Klampok Kasri, Jalan Bukit Barisan, Jalan Dieng, Kelurahan Bareng, depan Araya, Sawojajar, Madyopuro Gang IV, Perempatan ITN, Bandulan Jalan Industri barat, Pandanwangi, Taman Kalisari, Pasar Blimbing dan Tanjungrejo kadung dicap sebagai wilayah yang kerap terjadi genangan air.

Tingginya tingkat kerawanan bencana banjir atau genangan air ini memaksa pemerintah khususnya BPBD Kota Malang memikirkan alternatif pencegahan atau mengurangi dampak yang timbul, salah satunya dengan penggunaan biopori (sumur resapan).

Seperti diketahui, biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.

Mengenai hal ini, Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang mengungkapkan, pihaknya tengah mengkaji rencana penambahan titik biopori sebagai alternatif untuk atasi genangan air yang tiap tahun mendera Kota Malang.

Handi menjelaskan, biopori mampu meningkatkan daya penyerapan tanah terhadap air sehingga risiko terjadinya penggenangan air (waterlogging) semakin kecil. Air yang tersimpan ini dapat menjaga kelembaban tanah bahkan di musim kemarau.
“Jadi nantinya air hujan selain masuk selokan, juga ter-injeksi ke dalam pori-pori tanah. Debit saluran menjadi berkurang karena sebagian masuk ke biopori,” ujar Handi, saat acara Rakor Bidang PK BPBD se-Jawa Timur di Hotel Aria Gajayana Rabu (13/3/2019).

Metode biopori yang ditemukan pakar IPB ini, menurut Handi cocok di wilayah yang tutupan lahannya menipis, hanya saja terkendala lahan warga yg akan dipasangi biopori bersedia atau tidak.
“Sayangnya kita belum tahu jika titik penempatannya di lahan mana saja. Karena ada hitungannya, dalam satu hektar lahan bisa dibuat biopori sebanyak sekian buah dengan kapasitas serap sekian liter per detik,” imbuh Handi

Sebelumnya pada tahun 2014 tercetus rencana pemasangan satu juta biopori di 57 kelurahan di Kota Malang. Namun jumlah biopori yang ada tersebut dinilai masih belum cukup, hingga perlu penambahan.
“Makanya kita kaji dulu, manfaatnya signifikan atau tidak dalam mengurangi dampak genangan air. Bilamana positif, maka akan kita anggarkan,” pungkasnya

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Aziz Wijaya

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version