BPBD Kota Malang | Akhir pekan lalu berisi hari-hari yang cukup melelahkan bagi petugas PMK dan TRC BPBD Kota Malang. Betapa tidak kebakaran yang melanda lahan kosong dan bangunan terjadi secara beruntun. Dimulai sejak kebakaran rumpun bambu di Ranugrati, berlanjut ke barongan di Jalan Kumis Kucing dan diakhiri satu rumah yang terbakar di Kampung Tridi. Minggu (30/6/19) kemarin.
Berdasarkan catatan Pusdalops PB, selama Juni terekam 9 kasus bencana, 8 diantaranya kebakaran.
Aziz, salah seorang anggota Pusdalops PB menyatakan 8 kasus kebakaran ini terdiri 3 kebakaran bangunan, 1 kebakaran panel listrik, 3 kebakaran rumpun bambu dan 1 kebakaran lainnya.
“Bulan Juni ini kita telah rampung merekap dan mengasesmen 9 kasus, 8 kebakaran dan 1 pohon tumbang,” tutur Aziz.
Udara yang kering dan hembusan angin yang cukup kencang membuat potensi kebakaran meningkat. Terlebih ada banyak tanaman dan semak belukar meranggas akibat kemarau.
“Kebakaran merajai kasus selama Juni ini. 88,8 persen didominasi oleh kebakaran,” lanjut Aziz.
Meski demikian, jika dibanding jumlah kasus selama Mei 2019, ada penurunan 30 persen. Seperti diketahui selama Mei terjadi 13 kasus kejadian bencana.
“Ada penurunan memang, tapi tetap saja (kasus) kebakaran yang paling menonjol. Kerugian yang kami hitung sekitar Rp. 536 juta,” imbuh pria alumnus Unbraw ini.
Secara komulatif, sepanjang enam bulan terakhir ini Pusdalops PB mencatat 103 kasus bencana. Aziz juga menyebut pada semester pertama 2018 lalu hanya tercatat 93 kejadian.
Menurut hasil asesmen yang dilakukan Pusdalops PB, ke-103 kasus bencana ini rata-rata didominasi tanah longsor dan kebakaran. Nilai kerugian pun nyaris menyentuh angka 9,9 miliar atau tepatnya Rp. 9.870.983.500.
“Kasus longsor 40 kejadian, sedangkan kebakaran 26 kejadian, dua jenis bencana ini yang paling besar,” terang Aziz.
Diakui olehnya, Kota Malang memang terindikasi rawan tanah longsor dan kebakaran. Hasil analisa menyebut faktor geomorfologi dan kerapatan permukiman menjadi penyebabnya.
“Khusus kebakaran kami berharap warga tetap waspada. Di samping arus pendek, kelalaian akibat bakar sampah atau buang puntung rokok kerap jadi biang kerok. Saling menjaga dan saling mengingatkan lebih penting,” tutupnya.
Pewarta : Mahfuzi
Editor : Very