BPBD Kota Malang | Jelang puncak musim kemarau tahun ini, ancaman bahaya kebakaran kian jadi momok menakutkan. Hal ini patut jadi perhatian karena selama bulan Juli lalu tercatat 12 kali kebakaran yang membuat warga Kota Malang harus meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati.

“Selama bulan Juli tadi, kami mencatat 12 kasus kebakaran yang melanda kawasan permukiman, pembuangan sampah hingga lahan kosong milik warga,” tutur Mahfuzi, analis bencana BPBD Kota Malang.

Lebih lanjut Mahfuzi menerangkan, rata-rata penyebab kebakaran ditengarai akibat unsur kelalaian dan hubungan arus pendek listrik. Enam kasus diantaranya akibat korsleiting listrik dan sisanya berupa kelalaian saat membakar sampah di pekarangan. “Saat musim kemarau memang rentan terjadi kebakaran. Selain kondisi udara yang kering, kelembaban udara rendah ditambah angin yang bertiup kencang biasanya menambah risiko kebakaran meningkat,” sambung Mahfuzi.

Di samping kebakaran, Pusdalops PB juga mencatat 6 kali kejadian pohon tumbang yang mengakibatkan kerusakan kendaraan hingga korban luka. Diantaranya kasus pohon tumbang di Jalan Raya Ki Ageng Gribig, Jalan Hamid Rusdi, Jalan Melati, Jalan Taman Sulfat 1, Jalan Raya Sulfat dan Jalan Raya Gadang. “Jenis pohon yang tumbang umumnya Waru, Filicium dan Trembesi. Tumbangnya pohon bukan akibat bencana hidrometereologi seperti pada umumnya, namun dicurigai akibat akar dan batang pohon yang sudah lapuk,” terang pria yang bertugas di BPBD sejak 2015 ini.


Mahfuzi melanjutkan, selama Juli terjadi peningkatan aktivitas tektonik bumi yang dicirikan dengan terjadinya gempa bumi. Pada Selasa (16/7/19) lalu terjadi gempa di selatan Kabupaten Jembrana Bali yang getarannya bisa dirasakan kota-kota yang berdekatan termasuk Kota Malang. Meski di Kota Malang tak ada laporan kerusakan bangunan atau jatuhnya korban, namun kerasnya getaran cukup membuat warga Malang terkaget-kaget. “Magnitudonya 5,8 namun karena rambatannya jauh kemungkinan yang terasa di Kota Malang hanya sepertiganya. Alhamdulillah tak ada kerusakan yang terdampak,” katanya.

Dari seluruh bencana yang melanda Kota Malang bulan lalu, mengkibatkan kerugian yang tak sedikit. Hasil asesmen menyebut kerugian mencapai Rp. 95 juta. “Bencana memang menyisakan kesedihan dan kerusakan. Hitungan kami setelah dianalisa kerugiannya mencapai Rp. 95 juta atau tepatnya Rp. 95.450.000.” tandasnya.

Menutup pembicaraan, terkait ancaman dan potensi bencana Mahfuzi menitipkan pesan kepada seluruh warga Malang untuk selalu waspada dan saling mengingatkan antar sesama. “Pastikan untuk mencabut stop kontak, pemanas nasi, changer HP bahkan televisi saat akan meninggalkan rumah atau tidur sekalipun. Juga hati-hati menaruh lilin yang menyala jika lampu padam dan jangan membakar sampah.” pungkasnya.

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Yusufi

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *