BPBD Kota Malang | Pengetahuan tentang bencana adalah sebuah keniscayaan, mengingat negara Indonesia terletak di wilayah yang rawan terjadinya bencana. Pengetahuan ini berguna untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja. Edukasi kebencanaan akan sangat efektif bila disampaikan dan dipraktekkan sejak usia dini, mengingat anak-anak memiliki daya ingat tinggi dan cepat memahami sesuatu.

Hal ini diungkap Nur Asmi, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Malang usai memberi sosialisasi bencana di SDK (Kristen) Santo Yusup 3 Malang (18/11/19) kemarin. Menurut Asmi, pendidikan tentang kebencanaan jika diberikan sejak dini akan sangat mempengaruhi perilaku, kebiasaan dan langkah seseorang di masa dewasa.

Dra. Nur Asmi, M.M ketika memberikan sosialisasi bencana kepada siswa di SDK (Kristen) Santo Yusup Malang (18/11/19) kemarin

“Ilmu yang mereka dapat jika diberikan terus menerus niscaya terekam baik di memori. Jika sudah besar, tentu akan ditularkan kepada generasi berikutnya,” tutur Asmi.

Ibu tiga putra ini juga menambahkah selain lanjut usia, anak-anak juga termasuk golongan yang rentan terhadap risiko bencana. Ini didasari kemampuan dan keterbatasan yang dimilikinya berbeda dengan orang dewasa. “Untuk itulah, lewat SPAB kita ingin membentuk anak didik menjadi pribadi yang tangguh, kuat dan mampu secara mandiri menghadapi bencana,” ujarnya.

Kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan telah membentuk 25 SPAB se-Kota Malang, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) swasta maupun negeri. Asmi menyebut potensi bencana yang dimiliki Kota Malang cukup beragam yang tersebar di lima kecamatan dan mengancam jiwa dan lingkungan, tak terkecuali sekolah dan lembaga pendidikan. Demi meminimalkan dampak risiko bencana, pembentukan SPAB perlu mendapat prioritas. “Pembentukan SPAB adalah bagian dari implementasi sinergitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Ini juga bagian dari komponen pembentuk Malang Kota Tangguh 2022,” tegas Asmi.

Meski demikian, diakui oleh Asmi pembentukan SPAB terkendala soal anggaran dan SDM yang terbatas. Mensiasati hal ini, Asmi mengimbau pihak sekolah membentuk secara mandiri SPAB. “Pembentukkan SPAB cukup mudah, dari BPBD Kota Malang bisa menjadi fasilitator dan yang pasti kami tak memungut biaya apapun,” tutupnya.

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Ilham

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *