Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei meresmikan Sekolah Sungai Bengawan Solo (SSBS) di Dukuh Gunung Ampo, Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Minggu (7/8). SSBS melibatkan relawan dari kabupaten/kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Peresmian digelar tepi Kali Woro Purba dengan dihadiri Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko, Bupati Klaten Sri Hartini, pakar bencana yang juga Wakil Rektor UGM Yogyakarta Prof Suratman, Direktur Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB Lilik Kurniawan, Ketua BPBD Jateng Sarwa Pramana dan sejumlah penggiat kebencanaan.”Guna menekan risiko dan potensi kerugian bila terjadi bencana. Pembukaan sekolah sungai skala nasional pertama itu merupakan bagian dari gerakan Pengurangan Resiko Bencana (PRB),yang digarap mulai dari daerah hulu hingga hilir,”kata Willem Rampangilei.
Lebih lanjut Willem Rampangilei mengatakan peresmian sekolah sungai ini adalah yang pertama di Indonesia dan di dunia. “Ini adalah hal yang luar biasa dikaitkan dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019 yang memberikan amanah kepada pemerintah untuk menurunkan indeks resiko bencana di Indonesia,” jelasnya.
Willem menerangkan ada 136 kabupaten/kota yang tergolong rawan bencana. Dengan mendirikan sekolah sungai ini sekaligus menjawab tantangan saat ini
Sekolah sungai dimaksudkan partisipasi masyarakat untuk pengurangan resiko bencana. “Bencana hidrometrologi menempati tempat yang paling atas. Artinya 80% bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana hidrologi,” ungkapnya.
Direktur PRB BNPB Lilik Kurniawan menambahkan, 48 perwakilan relawan dari kabupaten/kota yang dilewati Sungai Bengawan Solo akan diberikan pembekalan dan pengetahuan fasilitator untuk memperkuat dan mengembangkan gerakan restorasi sungai di daerah masing-masing.”Klaten merupakan hulu Bengawan Solo, selain Klaten ada Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Solo, dan Karanganyar. Gerakan mencakup 10 daerah di Jatim hingga hilir sungai. Semuanya dilakukan dengan melibatkan semua stake holder. Tahun ini juga juga akan dibuka sekolah sungai Citarum yang mencakup Bandung, Sumedang, Indramayu, Cianjur dan Cimahi,”ujar Lilik.
Pembukaan SSBS dan peresmian Perpustakaan Sungai diawali dengan pameran potensi ekonomi, gelar seni budaya dan pelepasan benih ikan di Kali Woro Purba yang sudah direstorasi. Ada lomba mewarnai dan melukis anak-anak, pentas dalang cilik, pentas wayang orang Sari Budoyo dengan lakon Cupu Banyu Panguripan atau Air Sumber Kehidupan.
(Merawati Sunantri/ CN40/ SM Network)
Sumber: suaramerdeka.com