Tak seorangpun menghendaki suatu musibah. Malah kalau bisa musibah harus dibuang jauh-jauh. Namun apa mau dikata, musibah datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kota Malang yang kini memasuki musim hujan semakin kerap mendapat bencana bertubi-tubi. Kota Malang dengan topografi berkontur lengkap dengan tata guna lahan yang variatif besar kemungkinan terdampak untuk kejadian bencana.

Dihubungi melalui whatsapp, Kalak BPBD Kota Malang Hartono menyebutkan hingga periode Januari sampai dengan 15 Desember 2017 telah terjadi 179 kejadian yang terdiri atas tanah longsor, genangan air, kebakaran, angin puting beliung, pohon tumbang dan kegempaan“Kejadian terbanyak adalah 68 kali tanah longsor disusul pohon tumbang sebanyak 41 kali”-terang Hartono. Ditambahkan pula oleh Hartono, selain kerusakan yang ditimbulkan juga terdapat 9 orang korban jiwa. Rata-rata korban jiwa akibat kejadian kebakaran dan kecelakaan (laka) air seperti anak tenggelam.

David, salah satu staff IT Pusdalops secara terpisah menyebutkan jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat kejadian bencana tersebut. Hingga minggu ke 2 bulan Desember ini kerugian akibat bencana di Kota Malang mencapai 5,1 miliar rupiah. Angka yang tak main-main tentunya. “Kontribusi terbesar kerugian akibat bencana ada di jenis bencana tanah longsor”- tegas David saat ditemui disela-sela tugas. David pun berharap masyarakat Kota Malang semakin cerdas dan tanggap dalam menghadapi datangnya bencana. Kesiapsiagaan dan kewaspadaan merupakan hal mutlak yang harus dimiliki. Dengan demikian bisa meminimalisir kerugian baik jiwa maupun materil.

David juga menghimbau, “Masyarakat penting harus paham dan mengetahui potensi bencana, misalnya jangan parkir di bawah pohon saat hujan deras, atau jangan meninggalkan api saat kompor menyala ketika meninggalkan dapur,” pungkasnya. (Zie)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *