Dalam setiap kasus bencana yang terjadi, tak jarang berujung pada rusaknya bangunan, lumpuhnya fasilitas umum, adanya korban luka hingga hilangnya belasan atau puluhan nyawa.

Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, BPBD Kota Malang menjamin penanganan kebencanaan baik dalam fase pra bencana, tanggap darurat hingga pasca bencana. Termasuk pemberian bantuan sebagai wujud perhatian dan kehadiran pemerintah pada warga masyarakat yang menjadi korban bencana. “Hal terpenting saat fase tanggap darurat adalah dilakukannya upaya penanganan dampak yakni penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan serta pemulihan sarana prasarana. Termasuk pemberian bantuan,” kata Sekretaris BPBD Kota Malang Tri Oky Rudianto, Kamis (18/7/19) lalu.

Bagi korban bencana, bantuan yang diberikan sangatlah berarti. Kendati tak bernilai banyak, namun disaat warga kehilangan harta benda maupun orang-orang tersayang, apapun bentuk pemberian akan sangat bernilai. Bantuan yang diberikan BPBD Kota Malang jenisnya beragam tergantung jenis bencana dan hasil rekomendasi kaji cepat. Selain berupa bantuan material bahan bangunan, juga terdapat bantuan sembako, family kit, makanan siap saji, makanan tambah gizi hingga pendampingan trauma healing.

Pria yang akrab dipanggil Oky ini merincikan bantuan family kit lazimnya berisi perlengkapan keluarga seperti baju (daster dan kaos), celana, handuk, pembalut, sarung, baju/celana dalam dan baju anak. Sedangkan bantuan sembako umum berupa minyak goreng, gula, mie instan, susu kaleng, kecap, sarden dan biskuit. Semua bantuan diukur dalam penggunaan selama 3 hari.

Oky melanjutkan, BPBD Kota Malang tiap tahun menerima kiriman paket makanan siap saji dan tambah gizi dari BNPB. Bantuan jenis ini bersifat standar untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsian. Selain bersumber dari APBN (dari BNPB-Red), juga telah dianggarkan dana dari APBD Kota Malang.

BPBD menyerahkan bantuan logistik kedaruratan bencana tanah longsor

“Bantuan yang diberikan harus melalui rekomendasi hasil asesmen kaji cepat. Sehingga bisa tepat sasaran sesuai kebutuhan,” terang Oky.

Ketika ditanya soal ketersediaan bantuan, Oky menyebut saat ini BPBD Kota Malang memiliki ketersediaan stok bantuan korban bencana lebih dari cukup. Meski demikian, Oky berkilah pihaknya tetap menganggarkan dana tersebut sebagai upaya untuk menjaga kestabilan stok. “Saat ini stok lebih dari cukup. Namun tetap dianggarkan agar stok selalu ada. Tahun ini ada anggaran Rp. 190 juta ” ucap Oky.

Ayah dua orang anak ini menyebut sistem regulasi kebencanaan yang ada, telah dimungkinkan peran serta pihak lain (masyarakat dan dunia usaha) dalam penanggulangan bencana. Pelibatan sektor swasta tentu akan sangat membantu pemerintah, mengingat dana yang terbatas. “Kami tak menutup pintu jika ada bantuan dari pihak di luar BPBD. Kami sangat apresiasi karena bantuan tersebut akan meringankan beban saudara kita yang tertimpa bencana,” pungkasnya.

Pewarta : Mahfuzi
Editor : Div

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *