Kebakaran menjadi kejadian bencana tertinggi selama Oktober. Tercatat 18 kali kebakaran, umumnya melanda lahan kosong dan permukiman. Selain manusia, faktor alam juga terindikasi menjadi penyebab kebakaran.

Menurut data Weather Station milik BPBD Kota Malang, hampir 90 hari tak ada hujan yang turun. Hal ini berimbas kelembaban udara jadi kering, suhu udara memanas dan angin berhembus cukup kencang.

“Kondisi ini akibat kemarau panjang tahun ini. Ditambah peristiwa matahari berada di titik kulminasi, menyebabkan udara makin panas dan kering” ujar Mahfuzi, analis bencana BPBD Kota Malang. Seolah satu rangkaian, cuaca yang panas maka banyak vegetasi meranggas dan kering. Dipicu puntung rokok yang dibuang sembarangan, maka api pun berkobar akibat hembusan angin yang kuat. Terlebih musim hujan diprediksi molor dari seharusnya.

“BMKG Karangploso memperkirakan musim hujan datang pertengahan Nopember. Mundur dari periode umumnya” tutur pria yang juga pilot drone ini. Pria alumnus Universitas Brawijaya ini menyatakan bahwa saat ini terjadi pergeseran iklim atau biasa disebut climate change. Meningkatnya suhu, kemarau berkepanjangan, hujan intensitas dan durasi tinggi, dan angin yang berhembus tak biasa merupakan ciri perubahan iklim.

“Perilaku alam lebih banyak dipengaruhi oleh manusia. Tak heran bencana alam dan non alam lebih banyak terkontribusi dari faktor manusia” ujarnya. Terpisah Pusdalops PB melalui Azis Wijaya menyebut selain kebakaran, tercatat juga kejadian angin kencang, gempa, tanah longsor, laka air dan kerusuhan sosial meski hanya 1 kejadian. “Selain 18 kali kebakaran, ada 3 kali pohon tumbang. Lainnya masing-masing 1 kali” tandas Azis.

Dari 26 kejadian bencana bulan Oktober ini, terbanyak ada di Kecamatan Blimbing 7 kejadian, Sukun 6, Kedungkandang 5, Lowokwaru 4 dan Klojen 3 kejadian. “Data kebakaran meningkat tajam dari 7 kali di Juli, 9 kali di Agustus dan 14 kali di September. Kini 18 kali di Oktober” sahut pria berkulit putih ini.
Seperti diketahui, Pusdalops PB tiap bulan mencatat dan merilis kejadian bencana yang ada di Kota Malang. Setelah dianalisis kemudian dilaporkan untuk dijadikan dasar dalam penentuan kebijakan mitigasi bencana selanjutnya.

Termasuk diantaranya data kerugian akibat bencana. “Kerugian bulan Oktober ini Rp. 646.885.250,- kalau terhitung sejak Januari lalu maka totalnya Rp. 5,95 milyar lebih” pungkas Azis. (MF)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *